Kamis, 13 November 2014



DESAIN PEMBELAJARAN
     MODEL GAGNE
uin-alauddin-makassar-3d.jpg         






                                        Disusun Oleh:
KELOMPOK  7
                                    LARAS BILKIS
A.NUR IRFAH KHUMAIRA
ARDIANTO
MUSTANG.H
MUZAKKIR
      ABDUL WAHID HASYIM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

A.   PENDAHULUAN
       1.       Latar Belakang
Pada hakekatnya, belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup.  Kompleksitas belajar tersebut melahirkan banyak teori-teori yang berkembang dan berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah.
Tiap teori belajar menitikberatkan pada tumpuan yang berbeda-beda, ada yang lebih mementingkan proses belajar, pada hasil belajar, pada isi atau konten bahan ajar, ada pula yang mengutamakan kepada pembentukan atau mengkonstruksi pengetahuan, sikap atau keterampilannya sendiri
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus berlandaskan peda teori-terori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak  secara tepat.  Artinya teori-teori belajar ini diharapkan dapat mengarahkan dalam merancang dan mealksanakan kegiatan pembelajaran.  Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah dalam kegiatan pembelajaran, namun akan dapat memberikan arah prioritas dalam kegiatan pembelajaran. [1] Oleh karena itu para pelaku pembelajaran baik guru, perancang pembelajaran dan para pengembang program pembelajaran yang profesional harus dapat memilih teori belajar yang tepat untuk digunakan dalam desain pembelajaran yang akan dikembangkannya.
Teori belajar yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne merupakan salah satu teori belajar yang penting untuk diketahui serta diterapkan dalam belajar.  Hal-hal yang dibicarakan oleh Gagne dalam teorinya adalah mengenai peristiwa belajar, kemampuan belajar dan tipe belajar.
2.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah:
a.         Bagaimanakah peristiwa-peristiwa belajar menurut Robert M. Gagne?
b.         Bagaimanakah kemampuan belajar menurut Robert M. Gagne?
c.         Bagaimanakah tipe-tipe belajar menurut Robert M. Gagne?
d.         Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran menurut Robert M.Gagne?




                                                           B.   PEMBAHASAN

1.       Peristiwa-persitiwa Belajar menurut Robert M. Gagne
Pembelajaran menurut Gagne [2] adalah seperangkat    proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari persitiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi).  Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna sebaiknya diorganisasikan dalam urutan persitiwa pembelajaran (metode atau perlakuan).  Selain itu, dalam usaha mengatur kondisi eksternal dierlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh panca indra, yang dikenal dengan nama media dan sumber belajar.
Pembelajaran menurut Gagne hendaknya mampu menimbulkan persitiwa belajar dan proses kognitif.  Peristiwa belajar (instructional events) adalah persitiwa dengan urutan sebagai berikut : menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar pseerta didik tahu apa yang diharapkan dala pembelajaran itu, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat, menyampaikan materi pembelajaran, memebrikan bimbingan atau pedoman untuk belajar, membangkitkan timbulnya unjuk kerja peserta didik, memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas, mengukur/evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer belajar. [3]
Suciati dan Irawan menjelaskan sembilan peristiwa pembelajaran Gagne dalam bentuk bagan sebagai berikut : [4]
No
Peristiwa Pembelajaran
Penjelasan
1
Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian
Peserta didik tidak selalu siap dan fokus pada awal pembelajaran.  Guru perlu menimbulkan minat dan perhatian anak didik melalui penyampaian sesuatu yang baru, aneh, kontradiktif atau kompleks
2
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak menebak-nebak apa yang diharapkan dari dirinya oleh guru.  Mereka perlu mengetahui unjuk kerja apa yang akan digunakan sebagai indikator penguasaan pengetahuan atau keterampilan
3
Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang merupakan prasyarat
Banyak pengetahuan baru yang merupakan kombinasi dari konsep, prinsip atau informasi yang sebelumnya telah dipelajari, untuk memudahkan mempelajari materi baru
4
Menyampaikan materi pembelajaran
Dalam menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian penting, baik secara verbal maupun menggunakanfitur tertentu (warna, huruf miring, garisbawahi, dsb)
5
Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar
Biimbingan diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang membiimbing proses/alur pikir peserta didik.  Perlu diperhatikan agar bimbingan tidak diberikan secara berlebihan
6
Memperoleh unjuk kerja peserta didik
Peserta didik diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari, baik untuk myakinkan guru maupun dirinya sendiri
7
Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas
Umpan balik perlu diberikan untuk membantu peserta didik mengetahu sejauh mana kebenaran atau unjuk ekrja yang dihasilkan
8
Mengukur/mengevaluasi hasil belajar
Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes maupun tugas.  Perlu diperhatikan validitas dan reliabilitas tes yang diberikan dari hasil observasi guru
9
Memperkuat referensi dan transfer belajar
Referensi dapat ditingkatkan melalui latihan berkali-kali menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks yang berbeda.  Mondisi/situasi pada saat transfer belajar diharapkan terjadi, harus berbeda.  Memecahkan masalah dalam suasana di kelas akan sangat berbeda dengan susasana riil yang mengandung resiko
Menurut Gagne, belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan perilaku (behaviour) adalah hasil dari efek belajar yang kumulatif serta tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar bersifat kompleks.
2.       Kemampuan Belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne mengkajji masalah belajar yang kompleks dan menyimpulkan bahwa informasi dasar atau keterampilan sederhana yang dipelajari mempengaruhi terjadinya belajar yang lebih rumit.  Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu :[5]
a.         keterampilan intelektual atau kemmepuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing dengan penggunaan lambang.  Kemampuan ini meliputi:
(1)     asosiasi dan mata rantai (menghubungkan suatu lambang dengan suatu fakta)
(2)     diskriminasi (membedakan suatu lambang dengan lambang lain)
(3)     konsep (mendefinisikan suatu pengertian atau prosedur)
(4)     kaidah (mengkombinasikan beberapa konsep dengan suatu cara)
(5)     kaidah lebih tinggi (menggunakan beberapa kaidah dalam memecahkan suatu masalah)
b.         strategi/siasat kognitif yaitu keterampilan peserta didik untuk mengatur proses internal perhatian, belajar, ingatan dan pikiran
c.         informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah, fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan
d.         keterampilan motorik, yaitu keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat waktu
e.         sikap, yaitu keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi (bertindak sebagai moderator atas pilihan untuk bertindak).  Sikap ini meliputi komponen afektif, kognitif dan psikomotorik.
Untuk mempermudah pembahasan kelima kemampuan belajar ini disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No
Jenis hasil belajar
Deskripsi kemampuan
Contoh
1
Kemampuan intelektual
Menerapkan  konsep dan peraturan untuk mengatasi masalah dan ide-ide untuk menghasilkan produk
Mentakhrij hadits untuk mengetahui validitas hadits untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan sebuah fatwa agama

2
Strategi kognitif
Mengelola pikiran dan proses belajar seseorang
Secara selektif menggunakan pendekatan ushul fiqih, ilmu hadits dan ilmu tafsir dalam beristinbath hukum mengenai suatu permasalahan kontemporer yang belum pernah dibahas sebelumnya
3
Informasi verbal
Menyebut, menceritakan, atau menggambarkan informasi yang telah tersimpan sebelumnya
Menyebutkan kaidah-kaidah ushul fiqih
4
Kemampuan keterampilan motorik (skill)
Melaksanakan suatu tindakan dengan tepat dan cepat
Seorang yang hafal al-Quran segera dapat membenarkan bacaan ketika terjadi kesalahan yang tidak disengaja
5
Sikap
Menentukan tidakan pribadi
Dalam sebuah majelas taklim, seorang ulama mendengarkan pertanyaan umat mengenai berbagai masalah agama yang mereka hadapi dan dapat merespons dalam majelis tersebut
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan menguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut di atas, ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik.  Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik.  Kondisi eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkan, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar.
Berdasarkan kondisi internal dan eksternal tersebut, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi.  Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan  pada teori pemrosesan informasi , yaitu sebagai berikut:
a.         Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan dikenal sebagai informasi.
b.         Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
c.                      Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Didasarkan atas teori pemrosesan infromasi tersebut, Gane mengemukakan bahwa suati tindakan belajar meliputi delapan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa dan guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. [6]
      
3.       Tipe-tipe Belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne menyusun tipe-tipe belajarberdasarkan hasil belajar yang diperoleh dan bukan proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai hasil itu.  Selain itu, Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menajdi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya.  Dengan demikian, peserta didik yang tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu,  akan mengalami kesulitan dalam mengusai tipe belajar selanjutnya.  Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa empat  tipe belajar pertama (nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5 s/d 8) lebih menonjolkan pada belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. [7]  Untuk lebih jelasnya, kedelapan tipe belajar ini disajikan dalam tabel berikut: [8]
No
Tipe Belajar
Hasil Belajar
Contoh Prestasi
1
Belajar sinyal(signal learning)
Memberikan reaksi pada perangsang (S-R)
Guru sejarah yang galak dikuti oleh siswa – Siswa tidak suka sejarah
2
Belajar stimulus respon(stimulus response learning)
Memberikan reaksipada perangsang (S-R)
Gurumemuji tindakan siswa – Siswa cenderung mengulang
3
Belajar merangkai tingkah laku (behaviour chaining learning)
Menghubungkan gerakan yang satu dengan yang lain
Membuka pintu mobil – duduk – kotrol persneling – menghidupkan mesin – menekan kopling – pesang persneling 1 – menginjak gas
4
Belajar asosiasi verbal( verbal chaining learning)
Memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang
Nomor teleponmu? (021) 617812
5
Belajar diskriminasi(discrimination learning)
Memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus-stimulus yang mempunyai kesamaan
Menyebutkan merek mobil-mobil yang lewat di jalan

6
Belajar konsep(concept learning)
Menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu
Manusia, ikan paus, kera, anjing, adalah makhluk menyusui
7
Belajar kaidah(rule learning)
Menghubungkan beberapa konsep
Benda bulat berguling pada alas yang miring
8
Belajar memecahkan masalah(problem solving)
Mengembangkan beberapa kaidah menjadi prinsip pemecahan masalah
Menemukan cara memperoleh energi dari tenaga atom, tanpa mencemarkan lingkungan hidup
Dengan demikian, ada beberapa prinsip pembelajaran dari teori gagne, yaitu antara lain berkaitan dengan:
a.         perhatian dan motivasi belajar peserta didik,
b.         keaktifan belajar dan keterlibatan langsung/pengalaman dalam belajar,
c.         pengulangan belajar,
d.         tantangan semangat belajar,
e.         pemberian umpan balik dan penguatan belajar,
f.          adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Selain itu Gagne juga mementingkan akan adanya penciptaan kondisi beljaar, termasuk lingkungan belajar, khususnya kondisi yang berbasis media, yaitu meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada peserta didik dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.

4. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Robert M.Gagne
Kelebihan Teori  Gagne:
  • Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
  • Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan Contoh : Percakapan bahasa Asing, menari, mengetik, olah raga, dll.
  • Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
  • Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Kekurangannya:
  • Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru bersifat otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
  • Bersifat meanistik
  • Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
  • Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif




                                                        C.   KESIMPULAN
1.    Pembelajaran menurut Gagne hendaknya mampu menimbulkan persitiwa belajar dan proses kognitif.  Peristiwa belajar (instructional events) adalah persitiwa dengan urutan sebagai berikut : menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar pseerta didik tahu apa yang diharapkan dala pembelajaran itu, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat, menyampaikan materi pembelajaran, memebrikan bimbingan atau pedoman untuk belajar, membangkitkan timbulnya unjuk kerja peserta didik, memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas, mengukur/evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer belajar
2.    Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu :keterampilan intelektual atau kemmepuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing dengan penggunaan lambang, strategi/siasat kognitif , informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap
3.    Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menjadi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya















والله أعلم باالصواب
وقال تعالى (  وماأوتيتم من العلم إلا  قليلا )
DAFTAR RUJUKAN

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pebelajaran, Jakarta:Penerbit Kerjasama Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Rineka Cipta, 2002
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit Prenada Media, 2004
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Bandung, IKIP Bandung, 1988
Suciati dan Irawan, Teori Belajar dan Motivasi, Jakarta:Depdiknas, Ditjen PT. PAUUT, 2001
Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta:Penerbit Media Abadi, 2005

[1] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pebelajaran, Jakarta:Penerbit Kerjasama Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Rineka Cipta, 2002 : hal 41-42
[2] Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit Prenada Media, 2004:hal245
[3] ibid, hal 245-246
[4] Suciati dan Irawan, Teori Belajar dan Motivasi, Jakarta:Depdiknas, Ditjen PT. PAUUT, 2001: hal 62-65
[5] Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit Prenada Media, 2004:hal551
[6] Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Bandung, IKIP Bandung, 1988: hal 178
[7] Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta:Penerbit Media Abadi, 2005: hal 100-101
[8] ibid, hal 102-103